CEO Telegram Durov didakwa di Prancis, harus tetap di negara tersebut di bawah pengawasan

CEO Telegram Pavel Durov didakwa oleh pengadilan Prancis pada hari Rabu, menurut Bloomberg. 

Durov didakwa atas tuduhan "bersekongkol dalam penyebaran gambar seksual anak-anak dan kejahatan lainnya seperti perdagangan narkoba di aplikasi pesan," kata laporan tersebut.

Pihak berwenang Prancis mengatakan Durov telah dibebaskan tetapi ditempatkan di bawah "pengawasan yudisial," yang mengharuskan pendiri Telegram untuk tetap di Prancis, menurut Reuters. Durov juga harus membayar deposit sebesar 5 juta euro, lapor kantor berita tersebut.

Sebelumnya pada hari itu, Durov dibebaskan dari polisi Prancis dan kemudian dikirim untuk hadir di pengadilan. Penangkapan awal terjadi sebagai hasil dari penyelidikan kejahatan siber yang mencakup tuduhan bahwa Telegram menyediakan alat dan layanan kriptografi yang memfasilitasi pencucian uang, pornografi anak, dan perdagangan narkoba. 

Sejak penangkapannya, tokoh-tokoh yang populer di dunia kripto, pengembang TON, dan TON Society, sebuah organisasi yang mempromosikan blockchain TON, semuanya menyuarakan dukungan mereka untuk pembebasan Durov.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa penangkapan Durov adalah bagian dari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung dan "sama sekali bukan keputusan politik."